Hari Antikorupsi Sedunia akan diperingati dengan aksi besar-besaran yang dipusatkan di silang Monas dan bunderan HI pada 9 Desember mendatang. Aksi yang akan melibatkan berbagai elemen masyarakat yang tergabung dalam Gerakan Indonesia Bersih (GIB) ini sempat menjadi bahan kekhawatiran oleh Presiden SBY sebagai ‘aksi menggoyang pemerintahan’ dan berpotensi menimbulkan kerusuhan.
Sebagai presiden, mungkin SBY wajar jika menilai aksi 9 Desember mendatang sebagai sebuah peristiwa yang cukup menegangkan. Hal ini didasarkan pada kstabilan keamanan dan kondisi politik Indonesia yang makin kacau. Namun menurut beberapa kalangan, kekhawatiran itu dianggap sebagai sesuatu yang berlebihan. Sebagaimana diungkapkan oleh perwakilan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), pernyataan presiden tersebut sangat disayangkan padahal aksi tersebut hanya sebuah bentuk keprihatinan atas kondisi bangsa yang belum bisa lepas dari korupsi.
"IMM juga menyayangkan pernyataan Presiden SBY yang mensinyalir ada motif politik dalam aksi tersebut, padahal faktanya, aksi moral pada Hari Anti Korupsi tersebut digalang oleh organisasi mahasiswa, pemuda, organisasi kemasyarakatan (ormas) dan tokoh-tokoh yang teruji integritas dan komitmen moralnya pada persoalan-persoalan kebangsaan yang belum juga lepas dari korupsi," ujar Ton Abdillah Has, Sekjen DPP IMM.
Hal senada juga diungkapkan oleh perwakilan 30 LSM yang tergabung dalam petisi 28, dalam keterangan persnya menilai adanya kekuatan yang menunggangi aksi masa memperingati hari anti korupsi sedunia 9 Desember mendatang, merupakan bentuk ketakutan yang berlebihan. Karena gerakan yang dilakukan adalah gerakan moril untuk mengentaskan pemberantasan korupsi di Indonesia.
Selain dari 30 LSM yang tergabung dalam petisi 28, Gerakan Indonesia Bersih juga digawangi oleh tokoh lintas agama dan kelompok Cipayung. GIB kabarnya akan mengerahkan 10 ribu orang dalam aksi damai tersebut, di samping juga ada beberapa tokoh yang akan ikut berpatisipasi dalam Gerakan ini, di antaranya adalah Din Syamsudin, Hasyim Muzadi, Syafi’i Maarif.
Din Syamsudin menilai, kalau ada kekhawatiran terhadap aksi tersebut malah patut dicurigai tidak sungguh-sungguh bersikap antikorupsi.
Sementara itu, lain halnya dengan Indonesian Corruption Watch (ICW). Lembaga ini tidak ikut dalam aksi yang dipusatkan di pusat kota Jakarta tersebut melainkan menggelar aksi sendiri di depan gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Kuningan, Jakarta Selatan.
Rencananya dalam aksi yang akan digelar pada Rabu (9/12) lusa nanti, akan dibacakan Piagam Indonesia Bersih, yang mana berisi:
1. Indonesia harus bersih dari korupsi tidak cukup hanya pidato antikorupsi,
2. lembaga-lembaga negara harus bersih dari koruptor yang merupakan pengkhianat amanat rakyat,
3. Indonesia harus lebih bersih dari koruptor kasus Bank Century.
4. Indonesia harus bersih dari rekayasa serta konspirasi pelemahan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan lembaga-lembaga penegak hukum.
Kita berharap, semoga aksi 9 Desember besok, adalah awal dari terkuburnya paham korupsi di Indonesia. (Ind/berbagai sumber)
Bagi Anda yang Pengen Belajar Design Grafis, Silahkan Klik Link Ini: Graphickoe.Com. Ayo Atuh di Klik, Biar Tutorialnya Muncul.
0 comments:
Post a Comment