CPNS sampai hari ini masih menempati peringkat pertama sebagai lahan pekerjaan yang sangat menggiurkan. Dengan segala propaganda jenjang karier yang menjanjikan, CPNS masih menjadi komoditi masyarakat yang sangat dinantikan, khususnya buat para pengangguran intelektualis. Pelamar CPNS baik departemen maupun daerah di akhir tahun 2009 ini saja mencapai ribuan orang. Dengan segala optimisme, banyak pelamar pengen membuktikan ‘keberuntungan’ di tes CPNS sebagai pegawai negeri di berbagai posisi/jabatan. Banyaknya pelamar yang berdasarkan kualifikasi pendidikan tertentu sesuai yang dikehendaki oleh instansi pemerintah mulai membludak sejak dibuka pendaftaran. Apalagi dengan sistem pendaftaran online yang makin ngetrend…Ini salah satu ciri bahwa PNS masih menjadi sasaran utama para pencari kerja di Indonesia. Lalu apa motivasi mereka menjadi tenaga PNS?
Karena sifatnya yang kompetitif, maka makin banyaknya pendaftar, makin kecil pula peluang untuk lolos sebagai pegawai negeri. Hal ini membuktikan bahwa sebagian besar masyarakat masih mendambakan berstatus pegawai negeri. Bagaimana tidak, gaji dan tunjangan terjamin tiap bulan bahkan tidak kenal kinerja bagaimana dan seperti apa, bahkan hingga pensiun dan anak turunan pun ikut menikmati. Hmmm….menggiurkan bukan????…Atau adakah yang memang benar-benar berniat untuk mengabdi kepada negara tanpa berpikir income yang di dapat? Nampaknya ini sebuah pertanyaan yang tidak layak untuk ditanyakan, karena mungkin sudah pasti jawabannya “tidak ada”. Apalagi ditambah kondisi ekonomi yang sampai saat ini masih labil, tentunya CPNS masih menjadi prioritas utama buat masyarakat. Hal ini sangat mungkin, mengingat PNS adalah sebuah pekerjaan ‘aman’ tanpa PHK dan minimum tantangan, kerja tidak kerja dapat gaji sesuai jabatan, jenjang karir jelas, dipandang ‘istimewa’ oleh masyarakat (prestige)..dan masih banyak lagi propaganda-propaganda imajinatif yang mungkin kurang etis kalau disebutkan.
Lalu kenapa pemerintah membuka sebanyak-banyaknya peluang CPNS setiap tahunnya? Inikah yang disebut pengentasan pengangguran yang meskipun akhirnya banyak juga posisi dengan status “pengangguran” terselubung dan dapat gaji “buta”?
Bisa jadi hal ini mungkin dikarenakan alasan regenerasi jabatan, atau ada bagian baru yang perlu tenaga tambahan, atau setidaknya membuat sibuk kantor polisi dan Depnaker serta dokter untuk melengkapi persyaratan PNS yang lumayan ribet dan kompleks.
Tapi coba perhatikan efektivitas pekerjaan para PNS di berbagai instansi. Ada yang sangat sibuk, ada yang bingung mau ngapain..Bahkan ada pekerjaan yang bisa di handle oleh satu orang tapi dibagi menjadi 10 orang. Ironisnya lagi banyak diantara mereka yang belum tentu dapat job dalam sehari..Alhasil ya..nongkrong, merokok, nge game, shopping, ngrumpi, dan ’flirting’ dgn teman kantor. Tak jarang bahkan banyak diantara para PNS yang terjaring razia saat sedang berkeliaran pada jam kantor (ngapain hayooo…???). Mungkin inilah cara pemerintah mengurangi pengangguran dan meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Kondisi inilah yang mengharuskan pemerintah terkadang mengadakan “sidak” (inspeksi mendadak) di beberapa instansi pegawai negeri. Sebuah tindakan yang seharusnya tidak sampe perlu dilakukan oleh pemerintah terhadap sebuah lembaga prestisius seperti PNS. Lalu bagaimana mereka sendiri mensikapi hal ini? Tanya saja pada pribadi mereka masing-masing.
Tapi perlu diingat juga, bahwa tidak semua PNS seperti itu. Ada juga PNS yang sangat sibuk dan memang benar-benar sibuk di bagian instansi tertentu. Atau PNS yang jelas pekerjaannya tiap hari meski tidak full time.
Pada dasarnya mereka yang terpilih sebagai Pegawai Negeri, adalah individu-individu yang kompeten, provesional dan kredibel, tapi karena terbawa oleh iklim kerja yang santai, maka eksistensi mereka menjadi sesuatu yang tidak bisa dihandalkan.
Carut marut seputar PNS tidak hanya sampai disitu saja, kurang tepatnya posisi/jabatan, meski sesuai kualifikasi pendidikan, tapi kemampuan belum tentu mendukung. Ditambah pula dengan butir-butir tes yang kadang tidak nyambung dengan posisi yang dilamar. Lebih tragisnya lagi CPNS pada setiap tahunnya sudah menjadi komoditi kantong-kantong pribadi dari beberapa oknum yang memanfaatkan situasi ini. Dengan membayar jutaan rupiah maka sudah pasti dijamin pelamar akan diterima, atau memanfaatkan ’kerabat’ di dalam sebuah instansi tertentu.
Kalau kita cermati, nampak sekali faktor income yang menjanjikan, jenjang kerja yang tidak terbatas serta tidak adanya sanksi yang tegas terhadap pelanggar disiplin, menjadi faktor utama penyebab kebobrokan instansi ini. Selamanya mereka akan berfikir kerja santai ataupun rajin tetap akan mendapatkan tunjangan, gaji dan pensiunan. Iklim kerja “semau gue” serta biar lambat asal selamat masih mendominasi diberbagai instansi, kecuali urusan bagi-bagi uang, siapa yang cepat dia yang dapat.
Ini bisa diatasi bila top management tiap instansi mampu mengelola seluruh karyawan dengan pemberdayaan profesionalisme serta sistem yang jelas, tegas dan terarah. Jika tidak, maka keberadaan PNS di Indonesia yang sudah puluhan tahun harus direview.
Apapun alasannya dan kenyataannya..memang penerimaan CPNS masih menjadi idola bagi sebagian besar masyarakat kita, meski banyak yang mencibir juga atau memilih menjadi pegawai swasta atau wiraswasta. Yang menjadi PR berikutnya adalah apakah semangat mereka masih terus membara ketika diterima..sama seperti saat mereka mendaftar dan mengikuti tes??? Semoga PNS tetap mengedepankan profesionalitas..
Bagi Anda yang Pengen Belajar Design Grafis, Silahkan Klik Link Ini: Graphickoe.Com. Ayo Atuh di Klik, Biar Tutorialnya Muncul.
1 comments:
Malu gw jadi PNS, mending kerja buruh tapi dari hasil keringat sendiri, dari pada jadi PNS tapi gajinga hasil meres keringat rakyat.
Post a Comment